Irsyad Mohammad, atau akrab disapa Icad, adalah penulis, penyair, dan peneliti muda kelahiran Bandung, 19 Februari 1995. Ia menyelesaikan studi di Jurusan Ilmu Sejarah, FIB UI (2014–2018) dan aktif dalam dunia aktivisme melalui Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menjabat di berbagai posisi mulai dari tingkat komisariat hingga Pengurus Besar HMI (2021–2023). Ia telah menempuh berbagai jenjang perkaderan HMI dan menjadi instruktur serta pembicara dalam kegiatan perkaderan hingga kini.
Irsyad juga aktif di Komunitas Puisi Esai, Persatuan Penulis Indonesia (SATUPENA), Asosiasi Bahasa Esperanto, dan Esoterika Forum Spiritualitas, serta mempelajari berbagai bahasa asing. Ia menulis buku 33 Pelatih Sepak Bola Paling Berpengaruh di Dunia (2016) dan menjadi kontributor dalam berbagai buku serta jurnal akademik, termasuk The Dialogue between Qadian Ahmadiyya and Persatuan Islam in 1933 (2019) dan Pilpres 2024: Kesaksian Para Penulis (2024).
Irsyad pun turut berkontribusi bersama 221 penulis se-Indonesia dalam memenangkan Rekor MURI untuk buku antologi dengan penulis terbanyak di Indonesia, dengan berkontribusi dalam menulis esai di buku Suara Penulis Soal Pemilu dan Demokrasi 2024: Kesaksian 221 Penulis dalam Esai, Cerpen, Puisi, dan Puisi Esai (2024). Selain itu, ia pernah menjadi delegasi Indonesia dalam The 3rd Hanoi International Poetry Festival 2019 dan meluncurkan buku antologi puisi esainya Yang Luput dari Jantung Sejarah: Sejumlah Puisi Esai Kontemporer (2024) di Festival Puisi Esai II 2024 di PDS H.B. Jassin. Irsyad pun terlibat dalam deklarasi berdirinya angkatan sastra baru yakni “Angkatan Puisi Esai” di tahun 2024. Juga Irsyad menulis buku kritik sastranya Lima Kesaksian Denny JA Era Reformasi (2025).
