Prolog Initiatives adalah divisi yang berperan sebagai katalis kolaborasi dan advokasi kebijakan. Jika dua divisi lainnya berfokus pada pengumpulan dan pengolahan data, maka Prolog Initiatives berfungsi mentransformasikan hasil riset menjadi inisiatif strategis, kemitraan lintas sektor, dan gerakan perubahan kebijakan yang berbasis bukti (evidence-based advocacy).

Divisi ini menjadi jembatan antara riset dan implementasi, menghubungkan hasil kajian Prolog dengan pemangku kepentingan publik dan swasta. Melalui pendekatan policy engagement dan stakeholder collaboration, Prolog Initiatives memfasilitasi dialog kebijakan, menyusun naskah akademik, menginisiasi program percontohan (pilot projects), serta membangun forum konsultatif untuk memperkuat proses perumusan dan evaluasi kebijakan publik.

Dalam menjalankan fungsinya, Prolog Initiatives aktif mengembangkan kemitraan strategis dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, lembaga internasional, sektor swasta, universitas, serta organisasi masyarakat sipil. Kolaborasi ini tidak hanya memperluas jangkauan program, tetapi juga memperkuat kredibilitas dan keberlanjutan hasil riset dalam konteks implementasi kebijakan.

Selain itu, divisi ini berperan dalam komunikasi publik dan pengelolaan narasi kebijakan—menyusun laporan kebijakan, policy brief, dan materi advokasi strategis yang bertujuan meningkatkan pemahaman publik terhadap isu kebijakan prioritas. Melalui pendekatan komunikasi berbasis data, Prolog Initiatives memastikan hasil riset Prolog dapat diterjemahkan menjadi pesan kebijakan yang efektif, inklusif, dan berorientasi pada dampak sosial yang lebih luas.

Sebagai unit yang menegaskan peran Prolog di ruang publik, Prolog Initiatives berkomitmen menjadi penggerak kolaborasi, inovasi kebijakan, dan partisipasi lintas sektor. Divisi ini memastikan bahwa ilmu pengetahuan dan riset yang dihasilkan tidak berhenti pada tataran akademik, melainkan hadir sebagai kekuatan transformasi sosial dan kebijakan yang nyata.